Hai!

Never Ending Thoughts

Kamis, 21 Juni 2012

WTO & Culture *case study


Peringatan sebelumnya..ini adalah hasil pribadi dari penulis, benar atau salah dari case study ini penulis tidak dapat menjamin..:))

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL
                    DOSEN : Dr. Vanessa Ak.,MBA

Ima Santhika
1104066

Studi Kasus 1

  1. WTO merupakan badan antar pemerintah dimana semua kesepakatan perjanjian GATT (General Agreement of Tariff and Trade) kemudian diatur dalam WTO begitu pula dengan isu isu terbaru dan perjanjian TRIPs, jasa dan aturan investasi. Perjanjian WTO mengikat secara hukum. Negara yang tidak mematuhi perjanjian bias diadukan oleh Negara anggota lainnya, karena itu system WTO bias sangat berkuasa terhadap Negara Negara anggota lain dan mampu memaksakan aturan aturannya, karena anggota terikat secara legal dan keputusannya irreversible.  Keputusan WTO dalam permasalahan antara Brazil Embrarer dengan Canada Bombardier sepertinya memang tidak menyelesaikan masalah, bisa dilihat dengan masa berlangsungnya yang bertahun tahun. Permasalahan yang terjadi bagaimana Negara berkembang baik itu berkaitan dengan pemberian suatu kredit dalam perusahaanya, ataukah itu pengembangan teknologi , atau mendapat dukungan dari Amerika yang terjadi adalah berat sebelah. Akibat dari permasalahan ini kredibilitas dari WTO mendapat sorotan dari berbagai pihak. WTO disarankan untuk memperbaiki proses pengambilan keputusannya untuk tidak memihak kepada Negara Negara peserta panelnya seperti Kanada.
  2. Boeing merupakan perusahaan pembuat pesawat terbang yang berasal dari Amerika, perusahaan penerbangan Jepang sering memakai pesawat tersebut untuk pesawatnya. Boeing merupakan eksporter terbesar dilihat dari nilainya di Amerika Serikat.  Airbus merupakan perusahaan pembuat pesawat terbang yang merupakan merger dari Perancis, Inggris, Jerman dan Spanyol yang berasal dari Negara Negara Uni Eropa. Pengguna dari jenis pesawat ini adalah maskapai penerbangan dari Eropa dan Asia, dimana perusahaan ini mampu memperkerjakan lebih dari 57000 orang di Uni Eropa. Oleh karena itu impact dari kedua perusahaan terhadap perekonomian kedua Negara cukup besar dan juga   kedua Negara itu yang merupakan anggota dari WTO menjadi ikut terlibat dari permasalahan yang terjadi antar dua perusahaan.
  3. Sebelum membuat keputusan WTO perlu mempertimbangkan ideologi  politik dari kedua Negara tersebut. Amerika dan Uni Eropa merupakan Negara Negara yang merepresentasikan dua Negara dengan ekonomi perdagangan terbesar di dunia dengan filosofi pasar yang berbeda, bias dilihat dari sikap mereka terhadap subsidi. Dalam penyelesaian masalah pun terlihat berbeda, Amerika ingin cepat sedangkan Uni Eropa bersedia untuk ikut dalam proses dan mengikuti prosedur yang terkadang memakan waktu.
Hal yang perlu dilakukan WTO dalam membuat keputusan adalah :
·         WTO perlu mempunyai mekanisme yang efektif dalam penyelesaian masalah dalam suatu forum netral dimana peraturan di seluruh dunia dapat diterapkan
·         Perlu adanya transparasi
·         WTO perlu memaksa kepada kedua belah pihak dalam suatu perjanjian untuk mencegah tariff sanksi dari WTO.















Studi Kasus 2

  1. Culture dalam suatu Negara merupakan tata cara untuk melakukan bisnis di Negara tersebut. Tujuan dari melakukan bisnis sama dibeberapa tempat , tetapi tata cara mungkin berbeda. Brand images dari Carrefour yang mengkedepankan gaya internasionalnya kepada masyarakat Jepang ternyata tidak berhasil mengambil pasar dari masyarakat Jepang.
    • Fenomena di Jepang sekarang adalah “two extreme price market segmentation”. Oleh karena itu harga yang ditawarkan di jepang harus benar benar murah atau kalau tidak memang benar benar mahal. Masyarakat Jepang menikmati sensasi untuk membeli barang dari luar negeri, dan yang diharapkan dari mereka bahwa harga barang itu harus lah mahal. Hal yang hanya ditawarkan oleh Carrefour dari interiornya saja, padahal untuk karakteristik produk sehari hari mereka memilih dari segi fungsi dan kepraktisannya saja.

  1. Carrefour di Jepang perlu mengembangkan price dan product strategi yang tepat. Mereka bisa bermain dengan harga yang sangat murah, lebih murah dari produk local yang ditawarkan di Jepang. Tetapi jika ingin meraih market dari segi experiencenya, karena masyarakat Jepang dalam segi gengsi juga tinggi, maka Carrefour perlu mengubah toko mereka sebagai convinent store yang super. Dengan produk produk luar yang tidak ada di Jepang, harga yang tinggi, ke khasan Perancisnya diterapkan, dan tidak boleh dilakukan setengah setengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar