STUDI KASUS
Bersaing
dengan Android, Nokia rekrut Pecinta Vespa di China
Adam Guli, juragan social media yang mengelilingi Beijing dengan sekuter
Vespa memberi tumpangan pada Nokia dalam persaingan melawan handset Android dan
Iphone di China
Gulli adalah juragan aplikasi social media berbasis
lokasi di Cina, Let’s Powwow. Dengan berbekal catalog jutaan restoran, klub dan
konsumen bisnis lainnya Guli menarik perhatian pengguna melalui aplikasi Let’s
Powwow. Nokia membeli sebuah startup berusia dua tahun. Tujuannya adalah untuk
membuat aplikasi berbasis Windows phone yang menurut Guli termasuk piranti
lunak pengantar debut Lumia milik Nokia di Negara pasar nirkabel terbesar dunia
tersebut.
Rabu, 28 Maret 2012 Nokia meluncurkan Lumia 800 dan
Lumia 610 yang dijalankan jaringan China Telecom Corp. Keduanya juga dijalankan
pada telepon yang jaringannya dioperasikan China Unicom Hong Kong Ltd. Dan
China Mobile Ltd.
“Kami yakin bahwa aplikasi yang relevan secara
local akan mendapatkan banyak perhatian,” kata Chief Executive Officer Nokia,
Stephen Elop, saat peluncuran Lumia versi berbasis perangkat lunak Microsoft
Corp. seperti dilansir Bloomberg 29 Maret 2012.
Pesaing Nokia, iPhone di China tidak dominant seperti di
Amerika Serikat. Menurut Derek Ling dari Tianji, jaringan professional terbesar
di Cina, Apple, mengalami kesulitan dalam bernegosiasi dengan peraturan China
Mobile, provider terbesar China.
Sumber:http://swa.co.id/business-strategy/bersaing-dengan-android-nokie-rekrut-pencinta-vespa-di-china
ANALISIS KASUS
- Mini Riset terhadap Let’s Powwow ( letspw.com)
Let’s Powwow adalah perusahaan start up yang
memasuki ruang LBS di Cina. Didirikan
oleh Jack Zhu, Adam Guli, dan Antonio Tinto di tahun 2010. Perusahaan ini
menawarkan gabungan antara model grup LBS dengan promo promo yang menarik dan
juga game , dengan target bar dan kafe
expatiate yang menjadi partner mereka untuk dijadikan partner dalam menawarkan
program program diskon yang menarik pengguna dan konsumen kedua belah pihak.
Sumber : http://technode.com/2011/04/15/can-lbs-let%E2%80%99s-powwow-wow/
1.1. Manfaat
dari Let’s Powwow
·
Pengguna bisa
berbagi pikiran dan perasaannya kepada pengguna yang lain tentang sekitar
mereka terutama tentang lokasi yang sedang berada dimana mereka sekarang dan
memungkinkan orang lain mengetahui keberadaan kita dari peta dimana kita check
- in
·
Menciptakan
suatu local deal antara pengguna dan venue
·
Memungkinkan
untuk menebus atau mengaktualisasikan promosi yang ditawarkan oleh venue kepada pengguna lets powwow
·
Mendorong
pengguna untuk mengajak teman yang lainnya sehingga menguntungkan bagi venue
Sumber : http://www.techinasia.com/letspowwow-interview/
1.2. Perbedaan
Let’s Powwow dengan Social Media lain
·
Menawarkan
value baik itu bagi pelanggan dari Lets powwow maupun venue
·
Mempunyai dua
pihak yang diuntungkan, konsumen bisa mendapatkan berbag
ai macam promosi dari
venue, dan venue bisa mendapatkan promosi mela
lui pembicaraan atau ajakan yang
dilakukan oleh pelanggan Let’s Powwow
·
Bisa menjadi
data base bagi pihak venue untuk mendapatkan data dari konsumen yang dating ke
venue dan langsung mendapatkan feed back dari pelanggan.
·
Venue yang
diajak kerjasama adalah venue yang dekat dengan kehidupan local, bukan yang
beroperasi massal seperti Mc’D atau Starbucks.
- Strategi Nokia di Pangsa pasar China
Posisi Nokia sebagai global market leader untuk
mobile phones di China di tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 7.9 % ,
sedangkan Samsung sebagai salah satu pesaing terberat mengalami peningkatan
17.6%. Begitu pula yang terjadi untuk kelas smartphones, Nokia mengalami
penurunan sebesar 22.8%.
Sebelumnya Nokia adalah leader dalam mobile phones
di China. Nokia melakukan investasi di China melalui banyak join venture
dan unit produksi. China
adalah pasar terbesar Nokia setelah US di awal tahun 2002. Dalam
perpindahannya ke China,
Nokia dalam kaitannya membangun bisnis strateginya, dipaksa untuk membangun
suatu hubungan yang spesif
ik dengan local (Tornroos, 2002)
Saat ini China masih menjadi pasar terbesar dari
Nokia.Nokia menjalin kerjasama dengan pengembang konten local di China untuk
mengembangkan integrasi pelayanan penunjuk arah dengan memakai peta yang bisa
memberikan jarak saing antara ponsel keluaran Nokia, Lumia, dengan para
pesaingnya, sekaligus menjadi justifikasi untuk harga tinggi yang ditawarkan
oleh ponsel tersebut.
Nokia bekerja sama dengan Let’s Powwow yang
mempunyai akses ke jutaan restoran, klub, dan bisnis lainnya di China.
Hal tersebut perlu dilakukan agar aplikasi yang relevan dengan local agar
menjadi perhatian (Business Standard, 2012).
Pertanyaannya adalah apakah strategi yang
dijalankan oleh Nokia sudah tepat ?
Nokia melakukan kerjasama dengan konten local untuk
menambah data base dan manfaat yang akan dirasakan oleh pengguna Nokia dari
kalangan menengah ke atas yang senang untuk menambahkan “nilai” dengan
memberitahukan lokasi dimana mereka berada kepada teman-temannya sekaligus
mendapatkan benefit dari promosi yang ditawarkan venue
yang bekerjasama dengan
Let’s Powwow. Jika dilihat dari usaha Nokia untuk menambah cita rasa local pada
produknya terutama di China, maka hal tersebut merupakan hal yang tepat. Karena
sering kali suatu market entry strategi
seperti Joint Venture terkadang mempunyai kendala dalam cultural gaps. Hal tersebut
berusaha untuk diminimalisir oleh Nokia dengan penambahan aplikasi Let’s
Powwow. Menjadi masalah adalah Nokia diyakini ingin menggaet pasar menengah ke
atas yang semakin meningkat di China, tetapi aplikasi Lets Powwow sendiri
ternyata banyak dipakai oleh orang expat di China, sedangakan kalangan menengah
yang sedang tumbuh adalah orang China local bukan expat (http://technode.com/2011/04/15/can-lbs-let%E2%80%99s-powwow-wow/)
. Beruntungnya, Nokia mempunyai hubungan yang erat dengan provider terbesar di China yaitu jaringan China Telecom
Corps. Sehingga tidak mengalami kesulitan seperti salah satu pesaingnya Apple (www.Business
Standard.com, 2012).
- Apple di China
Apple memasuki pasar China
di tahun 2009 dengan menggaet China
telecom operator dengan subscriber terkecil di China sebagai partner kerjasama
selama 3 tahun. Di tahun 2012 ini, untuk pasar smartphone Apple hanya menduduki
posisi ke 5, dengan share sebesar 7.5 %, posisi pertama diduduki oleh Samsung
dengan share sebesar 24.3 % ( Moore,
2012).
Kendala nyata yang dihadapi oleh Apple dengan
Iphonenya adalah tidak adanya kerjasama dengan operator no 1 di Cina yaitu China mobile yang mempunyai 655 juta subscriber
dan menguasai pasar di China.
Apple hanya bekerjasama dengan China
telecom yang hanya mempunyai 129,3 juta subscriber. Para pesaingnya yaitu Samsung, maupun Nokia
keduanya bekerjasama dengan tiga operator di China, termasuk di dalamnya China
Mobile. Alasa
n tidak adanya kerjasama dengan China Mobile adalah perbedaan dari
3G standard yang digunakan, China Mobile dengan TD-SCDMA nya menginginkan Apple
untuk mengubah standar 3Gnya yang TD-LTE. Sampai saat ini walaupun kedua CEO
telah bertemu, tetapi belum juga tercapai kesepakatan (Bloomberg news, 2012).
Tidak tercapainya kesepakatan antara kedua
perusahaan besar tersebut memang merupakan penghalang tersendiri bagi Apple
untuk menguasai pasar China.
Saat ini walaupun sebanyak 15 juta subscriber dari China Mobile memakai Iphone
dengan menggunakan 2G atau WiFi (Bloomberg news, 2012), tetapi bisa dilihat bahwa pasar yang
sesungguhnya sebanyak 655 juta masih belum bisa tersentuh oleh Apple, dan
memungkinkan para pesaing yang lain untuk melebarkan jaraknya dengan Apple.
Apple
sebagai Brand yang senantiasa memakai strategi Global Consumer Culture
Positioning (GCCP) yang memungkinkan konsumen untuk merasa sebagai bagian dari
segmen global dengan self image sebagai cosmopolitan, modern dan berpengetahuan
(Kotabe & helsen, 2011) , pada
akhirnya walaupun setiap orang memang ingin sesuatu yang sama tetapi fakta di
lapangan bahwa perlakuan mereka akan mendapatkan sesuatu yan
g berbeda terikat
dengan berbagai macam peraturan yang berlaku di daerah yang bersangkutan, perlu
mendapat perhatian dari pihak Apple sendiri. Sementara menunggu kerjasama lebih
lanjut dengan pihak China Mobile ( 655 juta adalah pasar yang sangat besar) ,
maka Apple sendiri perlu untuk memperkuat basis dari para pelanggannya yang
berasal dari area ingin memakai iphone tetapi tidak bisa sebagai konsumen yang
loyal. Apple bisa bekerja sama dengan perusahaan perusahaan local di China
untuk tambahan aplikasinya yang dapat diterima oleh budaya China.
Kerjasama antara Apple dengan China Mobile pada
akhirnya jika itu terjadi akan memberikan lonjakan penetrasi pasar yang sangat
besar bagi kedua belah pihak.
Kesimpulan
China merupakan Negara dengan pangsa pasar yang sangat
besar. Menarik minat industri industri global untuk ikut bersaing didalamnya.
Termasuk industri telekomunikasi yang sedang berkembang pesat saat ini. Dalam
pemasaran global, persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar local menjadi suatu
seni tersendiri. Nokia sebagai yang dulunya menguasai pasar China ingin kembali menguasai dengan cara lebih
memperhatikan kebutuhan dari penduduk local China. Kerjasama Joint venture
dengan Lets Powwow dengan social medianya yang menawarkan berbagai promosi
sekaligus value bagi venue maupun pengguna lets powwow diharapkan dapat menarik
minat pasar China
untuk beralih pada Nokia dengan windows phone nya.
Strategi lain dari Apple untuk hanya menggandeng
satu operator dari China
memang membuat Apple tidak dapat berbuat terlalu banyak untuk menjadi
smartphone nomor 1 di China.
Kerjasama antara Apple dengan China Mobile
mungkin satu satunya cara untuk kedua belah pihak mendapatkan keuntungan
yang berlipat lipat dalam pasar China
yang
masih sangat luas ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kotabe, Masaaki
& Helsen, Kristiaan . 2011. Global Marketing Management Fifth edition.
Asia : John Wiley & Sons
Lim, Jason. 2011. Can
LBS Let’s Powwow, Wow ? http://technode.com/2011/04/15/can-lbs-lets-powwow-wow/
Moore, Chris. 2012. China Mobile
and Apple Need Each Other http://beta.fool.com/tigeranalyst/2012/03/15/china-mobile-and-apple-need-each-other/2920/
Millward, Steven.
2011. Let’s Powwow : a Chinese LBS That Puts Deals Before Check- In [Interview] . http://www.techinasia.com/letspowwow-interview/
Tornroos, Jan-Ake .
2002. Nokia Mobile Phones & The Chinase Market – Managing Culturally
Based Strategic Nets . Findland : Abo Akademi
University
UJIAN TENGAH
SEMESTER
MANAJEMEN
PEMASARAN GLOBAL
STUDI KASUS
Bersaing
Dengan Android, Nokia Rekrut Pencinta Vespa di China
Oleh : Ima
Santhika
1104066
DOSEN :
Dr. Vanessa Gaffar, SE. Ak., MBA
Magister
Manajemen Bisnis
Universitas
Pendidikan Indonesia
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar